Apa yang kau harapkan dari berusaha keras menyalakan api
besar hanya untuk meng-abu-kannya yang kau tau itu juga akan membakarmu?
Salahkah hujan yang melumurinya dengan air sebagai tanda
cinta atas kehidupan?
Apa yang kau harapkan dari semua kebencian itu?
Apa yang sebenarnya ingin kau bunuh darinya?
Sadarkah bahwa kau telah melenyapkan sebatang kayu?
Oh tidak!! Bukan hanya sebatang kayu
Kau telah melenyapkan pohon, pohon yang baru saja
mengumpulkan tenaga untuk hidup setelah sekian lama layu bahkan hampir mati
karena putus asa
Pohon yang baru saja kembali hidup dan menemukan arti cinta
dari belaian hujan yang dikirimkan oleh pemilik cinta dan kehidupan sejati
Pohon yang baru saja mengeluarkan semerbak harum khas dari dedauan
hijau muda diujung ranting-ranting yang sebelumnya kering
Pohon yang sedang menari bersama nyanyian alam menanti hari
bahagia saat hadirnya buah manis dari penantian panjang
Dan semua itu kini berakhir, Yaa!! Kau telah berhasil
membakarnya
Dia yang kau sebut sebatang kayu dan ternyata adalah sebuah pohon
Dia yang kau benci dan ternyata membawa cinta
Saatnya kau tinggal menikmati pemandangan tersisa dengan
tatapan kosong
Perlakuan hujan yang melenyapkan abu sesaat setelah dia menjadikan
awan tiada
Kekejaman hujan yang telah melukis kehidupan lantas
menghapusnya secepat yang kau mau
Lalu mengapa?
Salahkah dia yang ingin mencintai hidup dengan sederhana
Layaknya kata yang tak sempat diucapkan kepada api yang menjadikannya
abu?
Dia hanya ingin menikmati cinta dengan sederhana
Seperti isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada
hujan yang menjadikannya tiada
Lantas yang kau dapat setelah itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar