Rabu, 23 Maret 2016

Lantas Apa?

















Apa yang kau harapkan dari membakar kayu basah yang kau tau itu tak mungkin?

Apa yang kau harapkan dari berusaha keras menyalakan api besar hanya untuk meng-abu-kannya yang kau tau itu juga akan membakarmu?

Salahkah hujan yang melumurinya dengan air sebagai tanda cinta atas kehidupan?

Apa yang kau harapkan dari semua kebencian itu?

Apa yang sebenarnya ingin kau bunuh darinya?

Sadarkah bahwa kau telah melenyapkan sebatang kayu?

Oh tidak!! Bukan hanya sebatang kayu

Kau telah melenyapkan pohon, pohon yang baru saja mengumpulkan tenaga untuk hidup setelah sekian lama layu bahkan hampir mati karena putus asa

Pohon yang baru saja kembali hidup dan menemukan arti cinta dari belaian hujan yang dikirimkan oleh pemilik cinta dan kehidupan sejati

Pohon yang baru saja mengeluarkan semerbak harum khas dari dedauan hijau muda diujung ranting-ranting yang sebelumnya kering

Pohon yang sedang menari bersama nyanyian alam menanti hari bahagia saat hadirnya buah manis dari penantian panjang

Dan semua itu kini berakhir, Yaa!! Kau telah berhasil membakarnya

Dia yang kau sebut sebatang kayu dan ternyata adalah sebuah pohon

Dia yang kau benci dan ternyata membawa cinta

Saatnya kau tinggal menikmati pemandangan tersisa dengan tatapan kosong

Perlakuan hujan yang melenyapkan abu sesaat setelah dia menjadikan awan tiada

Kekejaman hujan yang telah melukis kehidupan lantas menghapusnya secepat yang kau mau

Lalu mengapa?

Salahkah dia yang ingin mencintai hidup dengan sederhana

Layaknya kata yang tak sempat diucapkan kepada api yang menjadikannya abu?

Dia hanya ingin menikmati cinta dengan sederhana

Seperti isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada


Lantas yang kau dapat setelah itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar