Tulisan ini saya kutip dari rubrik opini pada media Aceh Trend dengan judul Gam Cantoi in Memorian, yang ditulis oleh Fadhli Espece. Tujuannya simpel, hanya karena saya merasa tidak ingin melupakan sejarah, kartun-kartun unik dan lucu penuh makna tersebut pernah menjadi rentetan saksi bisu dalam proses saya mengenal kehidupan dan memaknai arti berkehidupan itu sendiri terutama tentang dinamika yang terjadi di Aceh pada masa itu. Saya juga yakin tidak sedikit diantara rekan-rekan juga merasa hal yang sama dengan Fadhli Espece dan saya. Semoga bermanfaat.
--o0o--
Bagi pembaca yang
tidak familiar dengan nama Gam Cantoi, perlu diketahui bahwa Gam Cantoi di sini
bukanlah bagian dari Gerakan Aceh Merdeka yang dipimpin oleh Tengku Hasan
Muhammad di Tiro tempo hari. Jika anda membayangkan suatu informasi tentang GAM
sebaiknya segera tinggalkan tulisan ini karena di sini tidak sedang
mengulas tentang gerakan yang menuntut kebebasan itu.
Dulu, walaupun masih
kecil aku masih ingat, hampir setiap hari setelah pulang kerja dari kantor Ayah
pasti membawa pulang koran ke rumah. Jika bukan hari kerja biasanya aku juga
diajak untuk membeli koran di simpang Sampoiniet, perbatasan Lamlagang-Neusu
Aceh. Saat itu—bahkan sampai kini—Harian yang pernah memuat rubrik kartun GAM
Cantoi adalah koran favorit yang menjadi bacaan keluargaku bahkan seluruh
rakyat Aceh, dari kedai kopi sampai kedai kopi lagi.
Dari 6 anggota
keluarga, Ayah merupakan orang yang membaca paling banyak dari ratusan berita
di koran. Ayah biasanya paling suka tentang berita di halaman “internasional”
yang membahas tentang isu-isu politik di luar negeri. Kalau Ibu biasanya hanya
membolak-balikkan lembaran utama atau paling tidak—sebagai penduduk Banda
Aceh—membaca halaman “Kutaraja” karena halaman ini berisi berita-berita yang
terjadi di kawasan Banda Aceh dan sekitarnya.
Rambut boleh sama
hitam tapi isi kepala siapa bisa jamin? Berbeda dengan Ayah dan Ibu, halaman
favorit anak-anaknya yang semuanya laki-laki adalah halaman Olahraga dan
Sepakbola. Disini banyak berita tentang klub-klub sepakbola lokal dan nasional
seperti Persiraja, Persija, Persib dll. Untuk berita sepakbola internasional
juga tidak ketinggalan berita persaingan ketat dan sepakbola indah La Liga,
Primier League dan Serie A.
Berawal dari sini lah
aku mengenal AC Milan melalui gambar-gambar heroik Andriy Shevchenko dkk yang
kemudian membuatku menjadi Milanisti garis keras. Jika dipikir-pikir saat itu
aku belum lancar membaca dan hanya bisa melihat gambar-gambar striker yang
mencetak gol ke gawang lawan atau sekedar mengamati klasemen sementara
liga-liga di eropa dengan seksama. Tapi kalau memang jodoh takkan kemana,
kharisma AC Milan telah membuatku jatuh hati dengan segudang prestasinya, walau
saat ini rimuengitu sedang tengeut sebentar.
Rubrik Terheboh
Dari sekian banyak
berita yang disajikan Harian Serambi Indonesia ada sebuah rubrik yang tak ingin
ditinggalkan oleh pembacanya, mulai dari anak-anak sampai kakek-kakek.Chik
putik tuha muda semuanya tidak ingin melewatkan rubrik yang satu ini.
Rubrik terheboh itu adalah sebuah rubrik kartun yang diberi nama dengan Gam
Cantoi karya M Sampe Edward S.
Konon, rubrik kartun
Gam Cantoi merupakan panggung kritik sosial dengan selera humor yang tinggi.
Selain kocak dan menggelitik kartun ini memiliki ciri khas tersendiri. Gam
Cantoi mampu menghibur pembaca dengan adegan-adegan tanpa percakapan. Artinya
kekonyolan Gam Cantoi lahir dari adegan-adegan yang diperagakannya tanpa
berbicara. Biasanya Gam Cantoi dalam tiga kolom kartun tersebut juga
mengikutsertakan istri dan anak-anaknya yang juga tidak kalah konyolnya.
Gam Cantoi memiliki
postur tubuh yang tinggi dan kurus (pijuet panyang), rambutnya keriting
dengan sehelai rambut yang menjulang tinggi di bagian depan. Pakaiannya
sederhana; perpaduan baju oblong dengan kombinasi celana panjang beserta sarung
yang dipinggangnya diatas lutut ala pejuang aceh tatkala melawan kolonial
belanda di masa penjajahan silam. Anak-anaknya yang masih kecil berkepala
plontos dengan sehelai rambut yang menjulang dibagian depan seperti halnya sang
ayah. Mungkin film melayu anak-anak yang terkenal dari negara tetangga tersebut
terinspirasi dari anak Gam Cantoi ini, mungkin.
Dengan sketsa yang
seperti inilah M Sampe Edward mencoba menghibur seluruh penikmat koran tempat
dia bekerja. Gam Cantoi hadir untuk mencairkan suasana di tengah kasak-kusuk
dan hiruk pikuknya sistem pemerintahan dan perpolitikan negeri ini. Didalamnya
juga tidak luput kritikan dan sindiran kepada instansi pemerintahan dan para
pejabat yang tidak becus mengurus negeri ini bahkan termasuk ketimpangan sosial
yang sedang terjadi saat itu.
Dulu, bagi anak-anak
yang seumuran denganku, yang belum lancar mengeja huruf, kartun Gam Cantoi
merupakan rubrik yang ditunggu-tunggu. Jika ada koran itu maka halaman yang
dicari adalah halaman yang ada rubrik Gam Cantoi-nya karena jika sudah melihat
Gam Cantoi rasa puasnya sama seperti mengkhatamkan seluruh isi Harian
Serambi Indonesia.
Hobi menikmati rubrik
kocak ini terus berlanjut sampai aku besar hingga akhirnya sang arsitek dibalik
kartun ini dipanggil menghadap Allah SWT. Muhammad Sampe Edward S, kartunis
“Gam Cantoi” meninggal dunia pada Sabtu 30 Maret 2013 sekitar pukul 18.50 WIB
di RS Herna, Medan (aceh.tribunnews.com)
Sejak berpulangnya M
Sampe Edward, kartun Gam Cantoi juga mengikuti jejak tuannya. Sampai kini,
tepat tiga tahun setelah kita semua didahului oleh kartunis legendaris ini tak
ada lagi rubrik kartun Gam Cantoi atau yang sejenis dan sepadan dengannya yang
menghiasi halaman media tersebut. Mungkin ini merupakan sinyal kepada kita
semua bahwa saat ini Aceh sedang mengalami krisis seniman di bidang kartun dan
karikatur.
Pada akhir tulisan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada sang kartunis legendaris ini
yang telah banyak memberi semacam rangsangan dan stimulus kepada para pembaca
tentang bagaimana cara untuk memaknai dan menginterpretasi kartun yang hanya
berisi tiga kolom tersebut. Terima kasih M Sampe Edward, terima kasih Gam
Cantoi yang telah menjadi penghibur di masa kanak-kanak hinga masa remajaku.
Semoga Allah menempatkannya di tempat yang layak disisi-Nya dan mengganjar
seluruh amal kebaikannya dengan ganjaran yang pantas.
--o0o--
Amiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar