Kamis, 31 Maret 2016

“Cinta Seorang Lelaki”



Berikut ini adalah cerpen mengharukan karya rekan saya Muhammad Razannur, seorang sarjana pertanian lulusan Universitas Almuslim Bireuen - Aceh yang mulai menemukan jati dirinya melalui karya sastra baik puisi, cerpen, maupun kata-kata motivasi. Selamat membaca dan menikmati karya beliau, kritik dan saran dapat langsung di posting di kolom komentar dibawah ini.

--o0o--

Dia adalah pemuda sebatang kara, hidupnya penuh dengan derai air mata hingga senyuman menjadi pelipu laranya. Dalam perjalanannya mencari kerja di sebuah kota, dia bertemu dengan satu keluarga yang tidak ada senyuman maupun canda. Ketika dia tau ternyata dalam keluarga tersebut, seorang istri yang ditinggalkan suaminya, dua orang anak perempuan yang ditinggalkan oleh ayahnya dan seorang ibu yang ditinggal pergi anaknya. Keluraga tersebut kelam dalam air mata, tanpa tawa yang mengisi hari-hari mereka. Pemuda tersebut bernama Rafa dan ia bertemu dengan seorang wanita tua yang juga sebatang kara. Wanita tersebut adalah tetangga dari keluarga yang tak punya lagi imamnya. Rafa mulai merasakan cinta dari seorang ibu yang selama ini belum pernah dicicipinya dan mereka berdua hidup bahagia.

Rafa bekerja pada sebuah restoran yang pemiliknya kini menganggapnya seorang anak. Kebaikan dan kejujuran yang Rafa berikan telah membawa kebahagian untuknya. Setiap hari sabtu dan minggu dia libur kerja dan duduk di rumah menemani ibu angkatnya. Melihat tetangganya yang selalu ribut dan bertengkar setiap harinya. Suara anak kecil menangis sampai suara seorang nenek yang memarahi menantunya. Di teras kamarnya Rafa melihat seorang gadis sedang duduk di samping jendela sambil menatap ke arah jalan. Wajahnya yang kusut dan air mata yang terus berjatuhan. Gadis tersebut bernama Safa, dia adalah seorang mahasiswi di perguruan tinggi di kota tersebut. Safa adalah sosok anak manja dan ceria namun semua itu berubah ketika ayahnya pergi tanpa kabar dan tak kembali sampai sekarang. Rafa terus terbayang-bayang dengan gadis yang memiliki lesung pipi di wajahnya hingga siang dan malam dia memikirkannya. Suatu ketika Rafa mencoba bertamu ke rumah tersebut dan dia pun di sambut manis oleh ibu dari gadis yang berlesung pipi itu.

Bulan demi bulan telah berlalu, Ibu angkat Rafa dan juga Rafa dengan tetangganya telah menjadi sebuah keluarga baru. Hari-hari bahagia mengisi keluarga tersebut, canda dan tawa mewarnai ruang-ruang di rumahnya Safa. Terkecuali Safa, dia tetap menjadi gadis pendiam dan jarang berbicara. Safa memiliki seorang sahabat yang bernama Iman, mereka selalu bersama terutama saat di Kampus. Iman adalah seorang anak dari keluarga yang kaya. Mereka berteman sudah sangat lama dan Iman menyimpan perasaan kepada Safa namun dia tidak ingin merusak persahabatannya. Rafa yang telah menjadi bagian dari keluarga Safa, seakan dia menjadi anak laki-laki dari keluarga tersebut. Kebahagian demi kebahagian terus dia lukiskan untuk keluarga tersebut dan juga kepada ibu angkatnya. Rafa merasakan adanya kesedihan mendalam yang disimpan oleh Safa. Rafa tak pernah melihat adanya senyuman dari wajahnya Safa hingga Rafa datang dan mengganggunya. Saat itulah bermula kedekatan mereka. Rafa selalu menemani Safa saat ia berada di rumah, mereka sudah seperti adik dan abang. Kebahagian terus-menerus ditawarkan oleh Rafa hingga Safa tersenyum juga.

Sejak hari tersebut, Safa selalu tersenyum ceria dan ia merasakan adanya kenyamanan dari pemuda yang telah memberikan pelangi untuk keluarganya. Safa mulai mengaguminya dan diam-diam mencintainya. Waktu terus berjalan dan kebahagian pun terus berdatangan. Akhirnya Rafa sadar jika Safa mencintainya namun gadis tersebut tidak mengetahui jika Rafa telah telah menyadarinya. Air mata Rafa berjatuhan saat cinta tulus hadir dalam hidupnya. Rafa tidak pernah memperlihatkan atau menceritakan kesedihannya kepada orang lain. Rafa terus memberikan kebahagian untuk orang lain dan dia mengubah duka menjadi senyuman. 

Rafa mulai menceritakan pada ibu angkatnya tentang Safa yang mencintainya. Air mata membasahi pipi Rafa saat ia bercerita tentang Safa kepada ibunya.
“Kenapa kau menangis nak?, bukankah cinta itu adalah kebahagian” tanya ibunya.
“Bu, aku sangat mencintai Safa. Saat pertama kali melihatnya, cinta itu telah ada dalam hatiku. Bu, aku menginginkan dia bahagia” jawab Rafa dengan suara lesu.
“Kaulah kebahagiannya dan kau yang telah mengajarkan senyuman kepadanya” ibunya berkata sambil mengelus-ngelus kepala Rafa.
“Tidak Bu, aku bukanlah kebahagiannya” kata Rafa.
“Nak, mengapa kau berkata demikian?” tanya ibunya.
“Bu, aku mengidap penyakit kanker jantung. Ibu ingat setiap sebualan sekali pada hari senin sampai selasa aku selalu berpamitan kepada ibu untuk pulang ke kampung halamanku. Aku bohong bu, setiap sebulan sekali aku harus periksa keadaanku. Terakhir aku memeriksanya keadaanku semakin buruk bu dan hari senin ini aku harus menginap di rumah sakit untuk perawatan intensif selama satu bulan. Bu, aku tidak ingin Safa menderita bila aku telah meninggal nanti. Aku ingin dia bahagia, lebih baik dia membenci ku daripada menderita seumur hidupnya. Bu, jangan katakan hal ini kepada orang lain terutama Safa dan sampaikan kepada Safa serta keluarganya bahwa kepergianku selama satu bulan nanti karena pulang kekampung halaman untuk bertunangan dengan kekasihku di sana. Aku yakin bu, saat dia mendengar kabar jika aku telah bertunangan mungkin dia akan melupakan cintanya. Bu aku ingin dia bahagia” cerita panjang Rafa sambil menangis kepada ibunya.

Air mata terus mengalir dipipi ibunya dan tangisan histeris pun tidak terelakkan. Telah tiba waktunya untuk Rafa menginap di rumah sakit dan menjalani perawatan intensif selama satu bulan. Rafa berangkat dari rumah ibunya dan juga berpamitan pada keluarga Safa. Saat Safa telah pulang dari kampus pada hari tersebut, dia mencari Rafa kesana kemari lalu bertanya kepada ibunya “Abang Rafa kemana bu? Dia tidak ada dimana-mana aku sudah lelah mencarinya”. “Rafa telah pulang ke kampung halamannya tadi pagi, katanya dia pulang untuk bertunangan dengan kekasihnya dan bulan depan dia baru balik kemari” jawab ibunya Safa. Kesedihan dan kekecewaan mulai merasuk pikiran Safa, perasaannya seakan hancur dan terjatuh seperti tetesan air matanya. Di dalam kamar ia mengurung diri dan menangisi kepedihan hatinya. Hari-hari dengan wajah murung dilalui oleh Safa hingga Iman datang dan menghiburnya. Safa menceritakan kesedihannya kepada Iman, dia sangat mencintai Rafa namun Rafa telah bertunangan dengan orang lain. Seketika Iman berjatuhan air matanya,dia sedih jika cintanya hanya bertepuk sebelah tangan. Orang yang selama ini ia cintai ternyata mencintai orang lain. Iman terus menghibur Safa sambil membuat dirinya tegar. Kesedihan terus mengarungi hari-hari Safa dan Iman.
Satu bulan kemudian, Rafa telah pulang dari rumah sakit dan orang pertama yang ingin dijumpainya adalah Safa. Safa yang telah kecewa berat dan ia tidak menghiraukan kedatangan Rafa ke rumahnya. Sejak hari itu sampai dengan sekarang ini, Safa yang telah lulus dari kuliahnya dan juga telah bekerja, ia tidak lagi peduli dengan Rafa. Jauh dilubuk hati terdalam, Safa masih sangat mencintai Rafa namun kebencian telah menutup hatinya. Setiap malam di dalam kamarnya, Rafa terus menangis untuk menepis kepedihan hidupnya. Rafa menginginkan kebahagian selalu ada untuk Safa, dan ia pun tau jika Iman juga tulus mencintai Safa. Rafa berencana untuk menyatukan Iman dengan Safa agar Safa bisa melupakannya dan bila ia telah meninggal nanti Safa telah memiliki seseorang yang selalu memberikan senyum untuknya. Sampai saat ini, tidak seorangpun tau tentang penyakitnya kecuali ibunya. 

Rafa mulai menjalankan rencananya dan dalam waktu tiga bulan, ia telah berhasil membuat mereka berpacaran. Safa yang masih membenci Rafa dan tetap tidak peduli dengannya. Rafa hanya tersenyum saat Safa selalu berpaling darinya bila mereka berjumpa. Rafa berkata dalam hatinya “Aku sangat mencintaimu Safa, aku ingin engkau bahagia dan Imanlah yang akan membahagiakanmu”. Waktu yang terus berjalan sampai akhirnya, Rafa berhasil membuat Iman untuk berani melamar Safa. Proses lamaran pun berjalan lancar hingga berujung kepada pernikahan, Safa masih tidak mau bicara dengan Rafa. Saat perayaan perkawinan Iman dan Safa, Rafa mendatangi mereka dan memberikan selamat. 

Ibunya yang menemaninya berjalan pulang setelah mengucapkan kata selamat kepada Safa dan Iman. Sesampainya di pintu rumah Rafa terjatuh pingsan, ibunya segara membawakannya ke rumah sakit. Dokter mengatakan “jika terjadinya penyumbatan aliran darah pada jantung Rafa dan telah terjadi pembengkakan pada cincin jantungnya”. Hidup Rafa hanya satu hari lagi dan penyakit yang dideritanya telah menggerogoti cinta dalam hidupnya.

Malamnya Rafa tersadar dan ia meminta kepada ibunya untuk memberikan surat yang ada di bawah bantal tidurnya di rumah kepada Safa. Tubuh yang lelah dan rasa sakit yang terpaku membuat Rafa tertidur kembali. Pagi telah tiba, Ibunya membangunkan Rafa dari tidurnya dan ternyata Rafa telah meninggal dunia. Pesan Rafa semalam segera dilakukan oleh ibunya. Surat tersebut langsung diserahkan kepada Safa. Saat Safa membuka surat dari Rafa dan membacanya, air matanya berjatuhan dan tak terhentikan. Dalam surat tersebut Rafa mengatakan jika ia sangat mencintai Safa dan menginginkan dia bahagia. Rafa tidak mau ada kesedihan yang menemani hari-harinya Safa, karena akhirnya nanti Rafa harus pergi dan tidak kembali untuk selama-lamanya. Tangisan histeris mengisi ruang tamu rumah Safa, ibunya dan neneknya sangat terkejut mendengar kabar tentang Rafa yang telah meninggal. Rafa begitu mencintai Safa hingga ia mencarikan kebahagian untuk Safa dan rela dibenci oleh Safa karena keinginannya itu. Mencintai menurut Rafa adalah memberikan kebahagiaan untuk orang yang disayang, menjaga perasaannya, melindunginya dan menghapus lukanya.


--o0o--

"Gam Cantoi in Memorian"


Tulisan ini saya kutip dari rubrik opini pada media Aceh Trend dengan judul Gam Cantoi in Memorian, yang ditulis oleh Fadhli Espece. Tujuannya simpel, hanya karena saya merasa tidak ingin melupakan sejarah, kartun-kartun unik dan lucu penuh makna tersebut pernah menjadi rentetan saksi bisu dalam proses saya mengenal kehidupan dan memaknai arti berkehidupan itu sendiri terutama tentang dinamika yang terjadi di Aceh pada masa itu. Saya juga yakin tidak sedikit diantara rekan-rekan juga merasa hal yang sama dengan Fadhli Espece dan saya. Semoga bermanfaat.

--o0o--

Bagi pembaca yang tidak familiar dengan nama Gam Cantoi, perlu diketahui bahwa Gam Cantoi di sini bukanlah bagian dari Gerakan Aceh Merdeka yang dipimpin oleh Tengku Hasan Muhammad di Tiro tempo hari. Jika anda membayangkan suatu informasi tentang GAM sebaiknya segera tinggalkan tulisan ini karena di sini tidak sedang mengulas tentang gerakan yang menuntut kebebasan itu.

Dulu, walaupun masih kecil aku masih ingat, hampir setiap hari setelah pulang kerja dari kantor Ayah pasti membawa pulang koran ke rumah. Jika bukan hari kerja biasanya aku juga diajak untuk membeli koran di simpang Sampoiniet, perbatasan Lamlagang-Neusu Aceh. Saat itu—bahkan sampai kini—Harian yang pernah memuat rubrik kartun GAM Cantoi adalah koran favorit yang menjadi bacaan keluargaku bahkan seluruh rakyat Aceh, dari kedai kopi sampai kedai kopi lagi.

Dari 6 anggota keluarga, Ayah merupakan orang yang membaca paling banyak dari ratusan berita di koran. Ayah biasanya paling suka tentang berita di halaman “internasional” yang membahas tentang isu-isu politik di luar negeri. Kalau Ibu biasanya hanya membolak-balikkan lembaran utama atau paling tidak—sebagai penduduk Banda Aceh—membaca halaman “Kutaraja” karena halaman ini berisi berita-berita yang terjadi di kawasan Banda Aceh dan sekitarnya.

Rambut boleh sama hitam tapi isi kepala siapa bisa jamin? Berbeda dengan Ayah dan Ibu, halaman favorit anak-anaknya yang semuanya laki-laki adalah halaman Olahraga dan Sepakbola. Disini banyak berita tentang klub-klub sepakbola lokal dan nasional seperti Persiraja, Persija, Persib dll. Untuk berita sepakbola internasional juga tidak ketinggalan berita persaingan ketat dan sepakbola indah La Liga, Primier League dan Serie A.
Berawal dari sini lah aku mengenal AC Milan melalui gambar-gambar heroik Andriy Shevchenko dkk yang kemudian membuatku menjadi Milanisti garis keras. Jika dipikir-pikir saat itu aku belum lancar membaca dan hanya bisa melihat gambar-gambar striker yang mencetak gol ke gawang lawan atau sekedar mengamati klasemen sementara liga-liga di eropa dengan seksama. Tapi kalau memang jodoh takkan kemana, kharisma AC Milan telah membuatku jatuh hati dengan segudang prestasinya, walau saat ini rimuengitu sedang tengeut sebentar.

Rubrik Terheboh

Dari sekian banyak berita yang disajikan Harian Serambi Indonesia ada sebuah rubrik yang tak ingin ditinggalkan oleh pembacanya, mulai dari anak-anak sampai kakek-kakek.Chik putik tuha muda semuanya tidak ingin melewatkan rubrik yang satu ini. Rubrik terheboh itu adalah sebuah rubrik kartun yang diberi nama dengan Gam Cantoi karya M Sampe Edward S.

Konon, rubrik kartun Gam Cantoi merupakan panggung kritik sosial dengan selera humor yang tinggi. Selain kocak dan menggelitik kartun ini memiliki ciri khas tersendiri. Gam Cantoi mampu menghibur pembaca dengan adegan-adegan tanpa percakapan. Artinya kekonyolan Gam Cantoi lahir dari adegan-adegan yang diperagakannya tanpa berbicara. Biasanya Gam Cantoi dalam tiga kolom kartun tersebut juga mengikutsertakan istri dan anak-anaknya yang juga tidak kalah konyolnya.

Gam Cantoi memiliki postur tubuh yang tinggi dan kurus (pijuet panyang), rambutnya keriting dengan sehelai rambut yang menjulang tinggi di bagian depan. Pakaiannya sederhana; perpaduan baju oblong dengan kombinasi celana panjang beserta sarung yang dipinggangnya diatas lutut ala pejuang aceh tatkala melawan kolonial belanda di masa penjajahan silam. Anak-anaknya yang masih kecil berkepala plontos dengan sehelai rambut yang menjulang dibagian depan seperti halnya sang ayah. Mungkin film melayu anak-anak yang terkenal dari negara tetangga tersebut terinspirasi dari anak Gam Cantoi ini, mungkin.

Dengan sketsa yang seperti inilah M Sampe Edward mencoba menghibur seluruh penikmat koran tempat dia bekerja. Gam Cantoi hadir untuk mencairkan suasana di tengah kasak-kusuk dan hiruk pikuknya sistem pemerintahan dan perpolitikan negeri ini. Didalamnya juga tidak luput kritikan dan sindiran kepada instansi pemerintahan dan para pejabat yang tidak becus mengurus negeri ini bahkan termasuk ketimpangan sosial yang sedang terjadi saat itu.

Dulu, bagi anak-anak yang seumuran denganku, yang belum lancar mengeja huruf, kartun Gam Cantoi merupakan rubrik yang ditunggu-tunggu. Jika ada koran itu maka halaman yang dicari adalah halaman yang ada rubrik Gam Cantoi-nya karena jika sudah melihat Gam Cantoi rasa puasnya sama seperti mengkhatamkan seluruh isi Harian Serambi Indonesia.

Hobi menikmati rubrik kocak ini terus berlanjut sampai aku besar hingga akhirnya sang arsitek dibalik kartun ini dipanggil menghadap Allah SWT. Muhammad Sampe Edward S, kartunis “Gam Cantoi” meninggal dunia pada Sabtu 30 Maret 2013 sekitar pukul 18.50 WIB di RS Herna, Medan (aceh.tribunnews.com)

Sejak berpulangnya M Sampe Edward, kartun Gam Cantoi juga mengikuti jejak tuannya. Sampai kini, tepat tiga tahun setelah kita semua didahului oleh kartunis legendaris ini tak ada lagi rubrik kartun Gam Cantoi atau yang sejenis dan sepadan dengannya yang menghiasi halaman media tersebut. Mungkin ini merupakan sinyal kepada kita semua bahwa saat ini Aceh sedang mengalami krisis seniman di bidang kartun dan karikatur.
Pada akhir tulisan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada sang kartunis legendaris ini yang telah banyak memberi semacam rangsangan dan stimulus kepada para pembaca tentang bagaimana cara untuk memaknai dan menginterpretasi kartun yang hanya berisi tiga kolom tersebut. Terima kasih M Sampe Edward, terima kasih Gam Cantoi yang telah menjadi penghibur di masa kanak-kanak hinga masa remajaku. Semoga Allah menempatkannya di tempat yang layak disisi-Nya dan mengganjar seluruh amal kebaikannya dengan ganjaran yang pantas.


--o0o--

Amiin..

SUKUN; Green Belt Garis Pantai



DALAM satu dekade terakhir, terutama setelah bencana Tsunami melanda Aceh, trendkegiatan penanaman Bakau (Mangrove) terjadi dimana-mana dengan tujuan utama menahan abrasi pantai. Kegiatan ini memunculkan banyak nilai positifnya terutama bertambahnya jumlah orang yang peduli dengan lingkungan. Sejumlah organisasi dan lembaga berlomba-lomba menanam Bakau di pinggir pantai dengan berbagai bentuk aksi yang kerap muncul di media yang terkadang lebih memunculkan nilai pencitraannya dibandingkan dengan misi konservasi lingkungan.

Dalam tulisan ini penulis ingin mempertanyakan beberapa hal terkait dengan banyaknya organisasi atau kelompok masyarakat yang memilih Mangrove sebagai pilihan utama dalam menahan abrasi pantai. Pertama, mampukah Mangrove menahan abrasi pantai? Kedua, bagaimana sejarah mangrove itu sendiri? Ketiga, benarkah kekuatan gelombang yang menyebabkan abrasi pantai?

Mari kita tinjau lebih jauh untuk kemudian mempertimbangkan kembali melakukan langkah-langkah strategis dalam menyelamatkan abrasi pantai kita. Banyak pihak menganggap bahwa Mangrove pada dasarnya tumbuh sudah dipinggir pantai dan berfungsi sebagai pemecah ombak yang dampaknya pantai terhindar dari abrasi. Atau asumsinya Mangrove justru tadinya tumbuh didarat, kemudian abrasi pantai terjadi lalu menyeret bakau menjadi tanaman pinggir laut didaerah pasang surut pantai. Atau kemungkinan satu lagi Bakau tumbuh dipinggir pantai, lalu menahan lumpur, lama kelamaan bakau menjadi tanaman darat. Asumsi ini menarik untuk kita telusuri lagi.

Dalam amatan penulis pada pembibitan Bakau, faktanya dari kecambah hingga mencapai ketinggian 50 cm, bibit Bakau hanya membtuhkan waktu yang relatif sangat singkat beberapa bulan saja. Namun ketika bibit ini dipindahkan dan ditanam dipinggir laut, untuk mendapatkan pertumbuhan beberapa cm saja, Bakau butuh waktu bertahun tahun. Bahkan sering lebih dulu tenggelam, sebelum sempat tumbuh sempurna. Karena itulah sebagian besar rehabilitasi Mangrove gagal total. Ternyata abrasi pantai terjadi lebih cepat dari pertumbuhan Mangrove. Inilah yang sering terjadi dimana dari satu juta bibit Bakau yang tersisa hanya beberapa saja. Kondisi ini jelas terlihat hampir seluruh garis pantai.

Dari sekian banyak argumentasi yang mengemuka perihal Bakau ini, faktanya menunjukkan bahwa awalnya bakau adalah tanaman darat, yang lama kelamaan terseret jadi tanaman pinggir pantai. Disinilah terjadi proses adaptasinya dimana Bakau kemudian meninggikan akar napasnya. Bakau yang tumbuh didarat tidak punya akar napas yang meninggi seperti ketika bakau sudah terseret kepantai. Ketika sudah terseret ke pantai, barulah akar napas bakau secara perlahan semakin tinggi dan lumpur lumpur laut banyak tertahan disekitar akar napas karena pasang surut air laut. Jadi sejarah Mangrove bukanlah dari pantai menjadi daratan, tetapi dari tanaman darat, terseret kelaut karena abrasi pantai.
Kalau Mangrove adalah tanaman pantai yang kemudian menahan banyak lumpur, lalu berubah menjadi tanaman darat, maka mengapa kita tidak pernah menemukan Mangrove yang tumbuh didarat punya akar napas yang tinggi. Faktanya di daratan, Bakau tumbuh jauh lebih cepat dari pada dipinggir pantai. Ini menunjukkan bukti bahwa bakau aslinya adalah tanaman darat yang beradaptasi menjadi tanaman pasang surut dengan meninggikan akar napasnya. Jadi Bakau tidak mampu menahan abrasi pantai, justru Bakau adalah korban abrasi pantai !!!

Kenapa abrasi pantai terjadi? Pemanasan Global telah menaikkan suhu permukaan bumi beberapa derajat celsius, sehingga terjadi kenaikan permukaan air laut. Kenaikan permukaan air laut telah menyebabkan pasang naik semakin jauh masuk kedaratan. Hal inilah yang menyebabkan bakau yang tadinya ada didarat terseret oleh abrasi pantai kepinggir laut.

Pemicu kedua abrasi pantai adalah turunnya permukaan garis pantai karena devisit air tawar disekitar garis pantai, hal disebabkan exploitasi air tawar didarat yang begitu besar. Exploitasi air tawar yang sangat besar didarat, baik karena pemukiman (properti) maupun industri, telah menyedot air tanah dalam jumlah sangat besar, sehingga deposit air dari resapan air hujan menjadi devisit. Devisit air tanah menyebabkan tekanan air dalam tanah ke permukaan menjadi berkurang, sehingga permukaan tanah menurun, termasuk digaris pantai.

Turunnya tekanan air tanah juga menyebabkan terjadinya infiltrasi (peresapan) air laut. Infiltrasi air laut merusak struktur tanah, terjadi pemadatan tanah ke bawah, sehingga permukaan tanah termasuk pinggir pantai semakin turun. Inilah pemicu abrasi pantai yang massif. Nyatanya dosa perilaku manusia yang telah memicu Global Warming. Dosa manusia yang terlalu banyak mengexploitasi air tanah yang tidak diimbangi dengan upaya meningkatkan resapan air ke dalam tanah, dosa industri dan pemukiman adalah semakin tak terbantahkan. Jadi reklamasi Mangrove adalah sesuatu yang sia sia.

Apa ada langkah yang realistis? Pasti ada tentunya, kearifan lokal suku Bugis di Kepulauan pulau pulau kecil di Sulawesi Selatan adalah menanam Sukun. Sebenarnya mereka tidak sengaja menanam sukun. Tetapi buah sukun adalah pangan alternatif di pulau pulau kecil suku Bugis. Kehadiran sukun di pulau pulau kecil yang tadinya seluruh air tanahnya asin ini, berubah drastis setelah banyak sukun tumbuh dan berusia 5 tahun. Sukun tahan dengan infiltrasi air laut dan cepat tumbuh dipinggir pantai. Sukun dapat mendeposit air banyak sekali. Setiap pohon sukun dapat menyimpan tidak kurang dari 500 m³ air.

Kehadiran sukun yang mampu mendeposit air tawar sangat besar ini telah meningkatkan tekanan bawah tanah, dan membuat struktur tanah terbentuk dan menjadi kuat. Tanah secara bertahap menjadi permukaannya lebih tinggi, dan permukaan tanah yang lebih tinggi ini dapat mengimbangi laju kenaikan permukaan air laut karena pemanasan global. Jadi membuat Green Belt (jalur hijau) disekitar garis pantai dengan mananam sukun adalah solusi terbaik untuk menghambat abrasi pantai. Bukan dengan jalan merehabilitasi Mangrove.

Sukun adalah tanaman pangan alternative bergizi tinggi. Punya nilai ekologis mendeposit air yang luar biasa banyak. Sektor Industri dan Properti punya tanggung jawab untuk ikut membuat Green Belt sukun disekitar garis pantai. Jika gerakan ini massif dilakukan dari sekarang, barulah garis pantai kita akan selamat dari abrasi dalam jangka panjang. Aceh mari berbenah untuk menyelamatkan garis pantai kita yang sangat panjang (2.666,27 Km), semoga pengetahuan ini bisa digunakan oleh banyak kalangan yang cinta terhadap pelestarian lingkungan terutama garis pantai. Sungguh tiada ciptaan Allah yang sia sia, mengapa kita tidak berpikir?


Sumber:

Rabu, 30 Maret 2016

Save Water Now!!

Dibawah ini merupakan beberapa kutipan halaman yang mengulas lengkap tentang sebab akibat yang ditimbulkan karena kelangkaan air. Sebagai khalifah dimuka bumi sudah selayaknya kita bijaksana dalam menanggapi hal tersebut sehingga amanah menjadi pemimpin dunia dapat kita pertanggung jawabkan dihadapan Allah kelak di akhirat.

Semoga kutipan artikel ini bermanfaat bagi kita semua...









Surat dari Leuser untuk Presiden Jokowi


Pak Jokowi,
Pasti Bapak sudah mendengar, bahwa Aceh Utara belakangan ini telah menjadi langganan banjir dan tanah longsor. Pemerintah masih bekerja menangani akibatnya dan mencegah banjir terulang kembali. Namun, belum masalah ini tertangani, saya sudah dikagetkan dengan fakta bahwa Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) ternyata sudah tidak lagi dilindungi. Bahaya besar sedang menanti kami dan keturunan kami.
Bahaya ini dimulai ketika Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Aceh 2013–2033 telah disahkan oleh pemerintah Aceh, tanpa memasukkan KEL ke dalam Kawasan Strategis Nasional. Hal ini jelas mengabaikan UU RI No.26/2007 Tentang Penataan Ruang serta UU RI No.11/2006 Tentang Pemerintahan Aceh. Pada 2014, Kementerian Dalam Negeri memang telah menyampaikan perubahan dan penyempurnaan terhadap RTRW Aceh, yang dengan jelas meminta Gubernur Aceh untuk memasukkan KEL ke dalam Kawasan Strategis Nasional. Namun,pemerintah Aceh tidak pernah mengimplementasikan perubahan dan penyempurnaan tersebut.
Kawasan Ekosistem Leuser adalah penyangga kehidupan masyarakat Aceh. Jutaan jiwa bergantung pada hutan-hutan di kawasan ini untuk air bersih, pertanian, perikanan dan industri lainnya. KEL merupakan satu-satunya tempat di planet bumi dimana satwa langka seperti gajah, badak, orangutan, dan harimau Sumatra berada dalam satu habitat.Kenyataannya, saat ini mulai dibangun jalan menembus hutan. Pertambangan bermunculan di atas gunung. Izin usaha perkebunan ribuan hektar diterbitkan di kanan kiri. Potensi korupsi menyeruak. Hutan tempat masyarakat adat Aceh hidup selama turun temurun terancam musnah. Sungai-sungai kami mengering, kecuali saat air datang sebagai banjir dan menimbulkan longsor. Leuser sebagai lambang kesejahteraan masyarakat Aceh dan warisan dunia sedang terancam.
Pak Jokowi,
Perjuangan ini telah berlangsung selama bertahun-tahun, dan melibatkan banyak warga dan LSM di Aceh. Gubernur dan DPR Aceh sudah tidak mau menggubris kami. Saya harap Bapak mau mendengar aspirasi kami dan bertindak. Apa yang saya mohon tidaklah rumit, dan sudah jelas landasan hukumnya. Kiranya Bapak Jokowi serta jajaran Kementerian Dalam Negeri dapat menjalankan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 650–441 Tahun 2014, dengan membatalkan RTRW Aceh 2013–2033 yang tidak memasukkan Kawasan Ekosistem Leuser ke dalam Kawasan Strategis Nasional. Pembatalan ini akan menjadi langkah awal yang sangat penting bagi penyusunan RTRW yang memperhatikan kepentingan kami, masyarakat Aceh, Indonesia, dan dunia.
Lindungi Leuser kami, Pak.
Salam,
Dahlan

"Kekuranganmu Adalah Alasanku Mencintaimu"

SERINGKALI pegiat cinta yang tulus dihadapkan pada pilihan sulit. Saat menawarkan diri untuk menikah dengan harapan bisa menyempurnakan separuh agama, namun kecintaannya menolak untuk dijadikan karib rumah tangga. Alasan yang umum diujarkan masih belum siap lahir-batin, karena merasa terlalu banyak kekurangan dalam dirinya.

Saat seseorang yang kau cinta mengujarkan, “Aku terlalu banyak kekurangan.” Katakanlah padanya, “Justru itulah alasanku mencintaimu, karena akan menjadikanku berusaha melebihkan segala sesuatu yang belum dirimu miliki saat ini.”

Pada prinsipnya semakin banyak kekurangan dalam diri pasangan, maka semakin besar kemungkinkan berguna baginya saat berumah tangga. Bukankah berdayaguna secara maksimal untuk seseorang yang dicinta merupakan tujuan yang ingin dicapai seorang pegiat cinta sejati. Sehingga, pemunculan pernyataan demikian justru harus menjadi motivasi yang menyaran maksud semakin banyak kekurangannya semakin besar keyakinan untuk mendampinginya sebagai karib rumah tangga. Harapannya, apa yang belum dimilikinya bisa dipenuhi dengan sepenuh tanggung jawab.

Pendampingan cinta terbaik hanya bisa dilakukan sedekat mungkin, dan tak ada kedekatan yang lebih tinggi derajatnya selain menyatukan dua hati dalam pernikahan. Apabila sudah menikah dimungkinkan untuk melakukan perbuatan yang bukan sekadar setengah-setengah karena sudah ada sebentuk pertangggungjawaban kepada Allah.

Menikah itu ibadah, bila menjadikan pernikahan sebagai permainan jelas sebuah kecerobohan. Untuk itulah, jangan pernah menawarkan cinta bila belum sebenar yakin lahir-batin untuk membina mahligai rumah tangga. Sesungguhnya kesanggupan kerja akhlak dan tindak mesti dibangunkokohkan dalam perbuatan, termasuk dalam perkara cinta. Atas dasar itulah, pondasinya harus benar-benar kuat yakni syiar agama melalui pernikahan agar bisa mencipta keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah serta mencetak pewaris-pewaris semesta yang tangguh di takwa dan santun di jiwa.

Demikianlah, saat memberanikan diri mengujarkan kesediaan melebihkan sesuatu yang belum dimiliki seseorang yang berniat dinikahi, pada saat itu kita sudah mulai berdoa semoga Allah juga berkenan membuka pintu rezeki-Nya. Hal ini dasarkan pada keberanian kita untuk membebaskan diri dari tipudaya zina akibat perangkap syahwat Iblis durjana dan Insya Allah keberanian itu bernilai kebaikan.

Sedangkan Allah telah berfirman dalam Qur’an Surah Al-Zalzalah [99]: 1-8 yang artinya “…Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya…” sehingga bermohon keberkahan menjadi pilihan bijaksana yang patut diujarkan pada saat menawarkan diri untuk mengajak seseorang yang dicinta menjadi pasangan hidup. Menikahlah, kemudian bersatu padulah bersama pasangamu untuk meyakinkan-Nya bahwa kalian betul-betul murni memuliakan cinta sebagai sarana menyempurnakan separuh agama. Percayalah rezeki akan dibuka oleh-Nya.

Sebagaimana yang telah dijanjikan Allah Ta’ala dalam Qur’an Surah an-Nur [24]: 32 yang artinya, “Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberikan kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”


Semoga kutipan dari sumber di atas bisa menjadi referensi bagi kita yang akan melanggeng kejenjang pernikahan, jadikan semua niat yang ada semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT. Mari semangat mengejar cinta karena Allah.. Bismillah :)

Harapan Baru ICMI Bireuen

Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Organisasi Daerah (ORDA) Bireuen Periode 2016 - 2021 telah dilantik, tepatnya pada tanggal 26 Maret 2016 di AAC Ampon Chik. Naskah Pelantikan dibacakan oleh Wakil Ketua ICMI Orwil Aceh Bapak ... Tidak kurang dari 50 orang pengurus mengucapkan janji sebagai pengurus yang akan mendedikasikan diri kepada Agama, Nusa, dan Bangsa ini.

Lentara kembali dinyalakan, harapan baru muncul, semangat perubahan dan pembangunan mulai digaungkan kembali. ICMI yang notabennya merupakan Intelek yang Islami dan Islami yang Intelek mendapat ruang kerja dan tugas besar dalam merevolusi mental --mengutip istilah Jokowi-- kehidupan berbangsa khususnya di Kabupaten Bireuen.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan Cendikiawan adalah "orang cerdik pandai; orang intelek; orang yang memiliki sikap hidup yang terus-menerus meningkatkan kemampuan berpikirnya untuk dapat mengetahui atau memahami sesuatu." Ali Syariati yang dikenal banyak orang lewat pemikirannya terutama aksinya, memandang sedikit berbeda mengenai pengertian cendekiawan Muslim itu, bagi banyak orang sering menyamakan antara seorang Cendekiawan dengan seorang Intelektual padahal keduanya merupakan hal yang berbeda. Ali Syariati memandang bahwa seorang cendekiawan Muslim merupakan seorang intelektual yang memiliki ideologi, tanpa ideologi cendekiawan kehilangan identitasnya sebagai seorang cendekiawan di tengah umat Muslim.

Di zaman modern ini, kaum intelektual menjadi sebuah strata yang relatif heterogen dalam posisi dan tradisi sosialnya, hal demikian merupakan akibat dari polarisasi makna intelektual serta perannya dalam masyarakat. Apakah intelektual sebagai kreator, distributor, atau sebagai motivator serta peran apa yang akan dijalankan di tengah masyarakatnya, apakah ia sebagai penggagas, penentang, atau pelaksana dari sebuah gagasan, atau paling tidak ia adalah pembawa gagasan atau sebuah persoalan.

Moment Pelantikan ICMI Orda Bireuen ini selayaknya dijadikan landasan yang kuat bagi segenap pengurus untuk terus berbuat dan mengabdikan dirinya dengan segenap ilmu yang dimilikinya. Melihat latar belakang pendidikan dan karir pekerjaan yang luar biasa dari semua pengurus, tentu bukanlah hal yang sulit dalam membangun Daerah Kabupaten Bireuen ini. Sehingga sudah selayaknya masyarakat menggantungkan harapan Bireuen yang lebih baik dan bermartabat kedepan dipundak ICMI Orda Bireuen dalam membentuk Civil Society yang berintegritas.
Dalam kata sambutannya, 

Tema: "Kiprah dan Kontribusi Intelektual dalam menghasilkan Pemimpin yang visioner, berintegritas dan bermartabat"

Referensi:
http://cerminsejarah.blogspot.co.id/2011/04/definisi-cendekiawan-intelektual-ulama.html

Selasa, 29 Maret 2016

Bangkit Pemuda

"Tua bukanlah pilihan, ia hanya soal waktu, dan muda bukanlah anugerah, melainkan hanya amanah yang pasti akan dimintai tanggung jawab."

Sering dengar kata-kata ini kan? Yaa!! itulah kalimat yang pernah dilontarkan Sang Deklarator Kemerdekaan Indonesia; Ir. Soekarno, tokoh muda yang telah mengukir Indonesia dalam rentetan sejarah negara-negara di dunia. Teman-teman pasti sangat paham akan makna dari kalimat tersebut, beliau menggambarkan usia layaknya sebuah kekuatan, dan 100:1 adalah gambaran yang jelas akan perbandingan usia antara orang tua dan pemuda dari segi kekuatan dalam konteks membela negara kala itu.

Nah lantas apa yang akan kita lakukan sebagai generasi muda hari ini? terus tunduk pada yang tua dengan alasan menghormati atau alibi bahwa mereka lebih paham dan berpengalaman dalam hidup? Tentu jawabannya tidak kawan!! Sadarlah bahwa agama, bangsa dan negara bukanlah berada dipundak para orang tua, namun di lengan kita para generasi muda yang akan mewarisi estafet kepemimpinan dan membawa rakyat kearah yang lebih baik.

Ingatlah kita pada Rasulullah Muhammad SAW yang mengemban amanah dari Allah SWT untuk menyiarkan Islam ke seluruh isi bumi juga pada usia yang sangat muda. Selayaknya itu menyadarkan kita pada paradigma salah bahwa yang muda belum saatnya bicara seperti yang pernah dikutip dalam salah satu iklan rokok di Indonesia. sudah saatnya kita merubah pola pikir kita ke arah yang lebih wow... c'mon to be;

"Yang muda yang beragama..
"Yang muda yang bertindak..
"Yang muda yang memimpin..
"Yang muda yang bekerja..
"Yang muda yang berkarya..
"Yang muda yang berjaya..

Semoga tulisan ini dapat mengisprirasi saya pribadi dan dan rekan-rekan muda lainnya akan tanggung jawab besar menjadi generasi muda, tidak hanya menikmati hidup namun juga memaknai kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik. Amiin yaa Rabbal 'alamin..

Sabtu, 26 Maret 2016

Harapan Baru ICMI Bireuen


Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Organisasi Daerah (ORDA) Bireuen Periode 2016 - 2021 telah dilantik, tepatnya pada tanggal 26 Maret 2016 di AAC Ampon Chik. Naskah Pelantikan dibacakan oleh Wakil Ketua ICMI Orwil Aceh Bapak ... Tidak kurang dari 50 orang pengurus mengucapkan janji sebagai pengurus yang akan mendedikasikan diri kepada Agama, Nusa, dan Bangsa ini.

Lentara kembali dinyalakan, harapan baru muncul, semangat perubahan dan pembangunan mulai digaungkan kembali. ICMI yang notabennya merupakan Intelek yang Islami dan Islami yang Intelek mendapat ruang kerja dan tugas besar dalam merevolusi mental --mengutip istilah Jokowi-- kehidupan berbangsa khususnya di Kabupaten Bireuen.


Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan Cendikiawan adalah "orang cerdik pandai; orang intelek; orang yang memiliki sikap hidup yang terus-menerus meningkatkan kemampuan berpikirnya untuk dapat mengetahui atau memahami sesuatu." Ali Syariati yang dikenal banyak orang lewat pemikirannya terutama aksinya, memandang sedikit berbeda mengenai pengertian cendekiawan Muslim itu, bagi banyak orang sering menyamakan antara seorang Cendekiawan dengan seorang Intelektual padahal keduanya merupakan hal yang berbeda. Ali Syariati memandang bahwa seorang cendekiawan Muslim merupakan seorang intelektual yang memiliki ideologi, tanpa ideologi cendekiawan kehilangan identitasnya sebagai seorang cendekiawan di tengah umat Muslim.


Di zaman modern ini, kaum intelektual menjadi sebuah strata yang relatif heterogen dalam posisi dan tradisi sosialnya, hal demikian merupakan akibat dari polarisasi makna intelektual serta perannya dalam masyarakat. Apakah intelektual sebagai kreator, distributor, atau sebagai motivator serta peran apa yang akan dijalankan di tengah masyarakatnya, apakah ia sebagai penggagas, penentang, atau pelaksana dari sebuah gagasan, atau paling tidak ia adalah pembawa gagasan atau sebuah persoalan.

Moment Pelantikan ICMI Orda Bireuen ini selayaknya dijadikan landasan yang kuat bagi segenap pengurus untuk terus berbuat dan mengabdikan dirinya dengan segenap ilmu yang dimilikinya. Melihat latar belakang pendidikan dan karir pekerjaan yang luar biasa dari semua pengurus, tentu bukanlah hal yang sulit dalam membangun Daerah Kabupaten Bireuen ini. Sehingga sudah selayaknya masyarakat menggantungkan harapan Bireuen yang lebih baik dan bermartabat kedepan dipundak ICMI Orda Bireuen dalam membentuk Civil Society yang berintegritas.

Dalam kata sambutannya, 
Tema: "Kiprah dan Kontribusi Intelektual dalam menghasilkan Pemimpin yang visioner, berintegritas dan bermartabat"

Referensi:

Rabu, 23 Maret 2016

"Triple Filter Test"

Socrates adalah seorang Filsuf besar Yunani yang terkenal memiliki pengetahuan yang tinggi & sangat terhormat.

Suatu hari seorang kenalannya bertemu dengan Socrates & berkata, "Tahukah Anda apa yang saya dengar tentang teman Anda?"
"Tunggu sebentar," Socrates jawab.
"Sebelum Anda menceritakan apapun pada saya, saya akan memberikan suatu test sederhana yang disebut "Triple Filter Test".

Filter pertama, KEBENARAN.
"Apakah Anda yakin bahwa apa yang akan Anda katakan pada saya itu benar?"
"Tidak," jawab orang itu,
"Sebenarnya saya HANYA MENDENGAR tentang itu."
"Baik," kata Socrates.
"Jadi Anda tidak yakin itu benar.

Baiklah sekarang saya berikan filter yang ke 2.
Filter ke 2, KEBAIKAN.
Apakah yang akan Anda katakan ttg teman saya itu sesuatu yang BAIK ?"
"Tidak, malah sebaliknya"
"Jadi," Socrates melanjutkan,
"Anda akan menceritakan sesuatu yang BURUK tentang dia, tetapi anda tdk yakin apakah itu benar"
Anda masih memiliki satu kesempatan lagi, msh ada satu filter lagi, yaitu filter ke 3.

Filter ke 3, KEGUNAAN.
Apakah yang akan Anda katakan pada saya tentang teman saya itu akan berguna bagi saya?"
"Tidak, sama sekali tidak"
"Jadi, Socrates menyimpulkannya,
bila Anda ingin menceritakan sesuatu yang BELUM TENTU BENAR, BUKAN TENTANG KEBAIKAN, dan bahkan TIDAK BERGUNA bagi saya, MENGAPA Anda harus menceritakan itu kepada saya?"
Sahabatku, demikianlah mengapa SOCRATES dianggap sebagai seorang Filsuf Besar & sangat terhormat.
Sahabatku, gunakan TRIPLE FILTER TEST setiap kali kita MENDENGAR atau MENYAMPAIKAN sesuatu tentang Kawan Kita atau Orang Lain.
Jika bukan KEBENARAN, bukan KEBAIKAN, dan tdk ada KEGUNAAN yang Positif, tdk perlu kita Terima atau Dengar apalagi kita sampaikan kepada orang lain.
Dan apabila kita terlanjur mendengarnya, JANGAN SAMPAIKAN pd orang lain, dan JANGAN MENYEBARKAN FITNAH yang MENYAKITI Hati Orang Lain Karena Kita.



"Tausiah Cinta"




Bagaimana caranya menjelaskan rindu kepada

seseorang yang entah siapa dan dimana saat ini.

Untukmu yang jauh disana,terkadang mata ini iri

kepada hati,karena kau ada dihatiku namun tidak

nampak dimataku...

‪#‎Tausiah_Cinta‬

Lantas Apa?

















Apa yang kau harapkan dari membakar kayu basah yang kau tau itu tak mungkin?

Apa yang kau harapkan dari berusaha keras menyalakan api besar hanya untuk meng-abu-kannya yang kau tau itu juga akan membakarmu?

Salahkah hujan yang melumurinya dengan air sebagai tanda cinta atas kehidupan?

Apa yang kau harapkan dari semua kebencian itu?

Apa yang sebenarnya ingin kau bunuh darinya?

Sadarkah bahwa kau telah melenyapkan sebatang kayu?

Oh tidak!! Bukan hanya sebatang kayu

Kau telah melenyapkan pohon, pohon yang baru saja mengumpulkan tenaga untuk hidup setelah sekian lama layu bahkan hampir mati karena putus asa

Pohon yang baru saja kembali hidup dan menemukan arti cinta dari belaian hujan yang dikirimkan oleh pemilik cinta dan kehidupan sejati

Pohon yang baru saja mengeluarkan semerbak harum khas dari dedauan hijau muda diujung ranting-ranting yang sebelumnya kering

Pohon yang sedang menari bersama nyanyian alam menanti hari bahagia saat hadirnya buah manis dari penantian panjang

Dan semua itu kini berakhir, Yaa!! Kau telah berhasil membakarnya

Dia yang kau sebut sebatang kayu dan ternyata adalah sebuah pohon

Dia yang kau benci dan ternyata membawa cinta

Saatnya kau tinggal menikmati pemandangan tersisa dengan tatapan kosong

Perlakuan hujan yang melenyapkan abu sesaat setelah dia menjadikan awan tiada

Kekejaman hujan yang telah melukis kehidupan lantas menghapusnya secepat yang kau mau

Lalu mengapa?

Salahkah dia yang ingin mencintai hidup dengan sederhana

Layaknya kata yang tak sempat diucapkan kepada api yang menjadikannya abu?

Dia hanya ingin menikmati cinta dengan sederhana

Seperti isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada


Lantas yang kau dapat setelah itu?